Berita
Dr. Hendratmoko Resmi Ditunjuk sebagai Board of Director WSKO Dunia untuk Asia
Jakarta, 17 Februari 2025 – Dr. Hendratmoko, Ketua World Karate and Self Defence Organization (WKSO) Indonesia dan Shotokan Karate Germany (SKG) Indonesia, secara resmi ditunjuk sebagai Board of Director WKSO Dunia untuk wilayah Asia. Keputusan ini semakin mengukuhkan perannya dalam pengembangan karate di tingkat internasional.
WKSO saat ini beroperasi di 52 negara dan berfungsi sebagai organisasi payung yang menaungi empat aliran utama karate dunia, yaitu Shotokan, Shitoryu, Wadokai, dan Gojuryu. Struktur kepemimpinan WKSO global terdiri dari 8 Board of Directors yang berasal dari 5 negara, yang bertugas memperkuat jaringan dan memperluas pengaruh organisasi di berbagai wilayah.
Dengan pengalaman panjangnya di berbagai organisasi karate internasional, Dr. Hendratmoko diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan WKSO di Asia, mempererat hubungan antarlembaga karate, serta mendorong lebih banyak kolaborasi dan pengembangan atlet di tingkat global.
“Penunjukan ini merupakan tanggung jawab besar, dan saya berkomitmen untuk membawa WKSO Asia ke tingkat yang lebih maju, memperkuat jaringan, serta meningkatkan kualitas pembinaan karateka di kawasan ini,” ujar Dr. Hendratmoko.
Penunjukan ini menandai babak baru dalam pengembangan WKSO di Asia dan diharapkan dapat membawa dampak positif bagi komunitas karate di seluruh dunia.
Berita
SKG CUP 2025: Wujud Kepedulian Dr. Hendratmoko untuk Generasi Muda dan Disabilitas
Sabtu, 25 Januari 2025, GOR Cempaka Putih, Jakarta Pusat menjadi saksi sejarah penting dalam dunia karate Indonesia. SKG CUP 2025 sukses digelar dengan penuh semangat, melibatkan dojo-dojo SKG dari berbagai wilayah Jakarta. Namun, yang menjadikan kejuaraan ini begitu istimewa adalah visi besar Dr. Hendratmoko, M.Si, Ketua Umum dan pendiri SKG Indonesia.
Sebagai seorang karateka senior sekaligus tokoh yang peduli pada generasi muda, Dr. Hendratmoko selalu percaya bahwa karate bukan sekadar olahraga, tetapi juga alat pembentukan karakter dan pemberdayaan. Melalui SKG CUP 2025, ia kembali menunjukkan komitmennya, terutama dengan menambahkan kategori perlombaan untuk anak-anak dengan disabilitas intelektual dan karateka tuli yang turun di kelas kumite.
“Ini bukan hanya tentang kompetisi, tapi tentang membuka peluang yang setara untuk semua. Kami ingin memastikan bahwa karate bisa menjadi medium yang mempersatukan dan memberdayakan, terutama bagi anak-anak disabilitas,” ujar Dr. Hendratmoko dalam sambutannya.
Ia juga mengapresiasi para orang tua yang selalu mendukung perjalanan anak-anak mereka di dunia karate. Menurutnya, dukungan tersebut adalah pondasi utama bagi pembentukan generasi muda yang tangguh, bermoral, dan sportif.
Dengan diadakannya kategori untuk karateka disabilitas, Dr. Hendratmoko berharap dapat menginspirasi semua pihak untuk melihat pentingnya inklusi dan kesetaraan dalam segala bidang kehidupan. “Kejuaraan ini adalah wujud nyata dari visi kami: memberikan akses, kesempatan, dan harapan bagi semua, tanpa terkecuali. Indonesia adalah milik kita bersama, untuk semua generasi, tanpa diskriminasi,” tegasnya.
SKG CUP 2025 bukan hanya sekadar kompetisi, tetapi juga langkah maju yang penuh makna, membuktikan bahwa olahraga dapat menjadi jembatan untuk menciptakan masa depan yang lebih inklusif
Berita
Dr. Hendratmoko: Karate di SKG Adalah Tentang Karakter, Bukan Sekadar Bela Diri
Pada 29 Januari 2025, Dojo Qolbun Salim – Ciracas menjadi saksi bagaimana karate bukan sekadar ilmu bela diri, tetapi juga jalan membentuk karakter dan mental juara. Sensei Dr. Hendratmoko, Ketua Umum SKG Karate, bersama Sensei Syamsul Taufan hadir tidak hanya sebagai penguji, tetapi juga sebagai pembimbing yang menanamkan nilai-nilai luhur kepada para karateka.
Di SKG, disiplin, kejujuran, kerja keras, dan keberanian adalah inti dari setiap latihan. Dr. Hendratmoko menegaskan bahwa karate bukan hanya tentang pukulan atau tendangan, tetapi lebih dari itu—tentang bagaimana membangun pribadi yang tangguh, berintegritas, dan siap menghadapi tantangan hidup.
“Kemenangan sejati bukanlah saat kita mengalahkan lawan, tetapi saat kita mampu mengendalikan diri dan terus berproses menjadi lebih baik,” ujar Dr. Hendratmoko dengan penuh semangat.
Karakter yang kuat adalah salah satu modal utama untuk mencapai kesuksesan, baik di dunia karate maupun dalam kehidupan. Itulah yang membedakan karateka sejati dengan sekadar petarung. Di SKG, setiap sabuk yang diraih bukan hanya lambang kemampuan bertarung, tetapi juga simbol perjalanan membentuk mental pemenang.
Semoga setiap karateka yang hadir di Gashuku dan Ujian Kenaikan Sabuk ini dapat terus menanamkan nilai-nilai luhur dalam kehidupan sehari-hari. Karena menjadi kuat saja tidak cukup, tetapi menjadi pribadi yang bermoral dan berintegritas adalah tujuan utama.
#skgindonesia #hendihendratmoko #karateskg #karateforlife #karateka #bushido #karateindonesia #karatekids #discipline #mentaljuara
